Kejahatan Pemilu, Skandal Parpol Tak Memenuhi Syarat dan Mengancam KPU Daerah

by -5 views

Eradakwah.com – Wahyudi Al-Maroky, selaku Direktur Pamong Institute  mengakatan mengatakan jika skandal dugaan Komisioner Pusat Idham Kholik yang mengancam Komisioner Pemilihan Umum Daerah (KPUD) agar meloloskan tiga partai pada tahap verifikasi parpol diungkap, itu bisa menguak fenomena puncak gunung es atas praktik kejahatan pemilu.

“Saya kira jika bangsa ini mau jujur, maka harus mengungkap skandal tersebut. Hal ini bisa menguak fenomena puncak gunung es atas praktik kejahatan pemilu di negeri ini,” ungkapnya kepda Mediaumat.id, Sabtu (24/12/2022).

Hal ini menunjukkan perilaku rezim dzalim, karena ada upaya meloloskan partai yang tak memenuhi syarat dan bahkan ada ancaman kepada KPU daerah.

Tiga Hal

Dari kedzaliman rezim ini, akan mengungkap tiga hal. Pertama, tidak amanah. Tanggung jawab yang sudah diamanahkan, tidak dijalankan sebagaimana mestinya.

Kedua, tidak kafa’ah (profesional). Bermakna tidak bekerja sesuai dengan keahliannya. “Jika sesuai keahliannya mengukur dan menilai sesuatu maka akan dilakukan secara obyektif tanpa takut tekanan pihak mana pun,” jelasnya.

Ketiga, darurat kejujuran. Jika sudah tidak jujur mengakibatkan karakter profesional yang amanah menjadi rusak. Perbuatan tidak jujur, dapat merubah keadaan, yang semula tidak memenuhi syarat merubah dan melolosan menjadi memenuhi syarat. Akibat dari hal ini menyebabkan runtuhnya kepercayaan publik dan ambruknya sebuah rezim.

“Tentu tidak bisa kita harapkan sebuah pemilu yang jujur dan adil. Apalagi jika kecurangan itu yang melakukan para pihak yang punya kewenangan namun tidak amanah alias berkhianat atas amanah yang dipikulnya,” ungkapnya.

Indikasi Kecurangan

Wahyudi menilai, indikasi kecurangan bukan hanya pada tahap verifikasi saja, namun sudah dimulai dalam membuat aturan dan undang-undang. Adanya aturan presidential threshold, menurut Wahyudi, jelas menguntungkan partai besar dan merugikan partai kecil.

“Dengan demikian, maka potensi terjadi kecurangan di berbagai tahap selanjutnya sangat mungkin terjadi. Maka akan sulit kita mendapatkan proses pemilu yang jujur dan adil. Jika prosesnya saja demikian bagaimana hasilnya nanti? Akankah diumumkan tengah malam saat semua publik terjaga dan tertidur lelap?” sindirnya.

Menurutnya, itu menunjukkan rusak dan bobroknya sistem pemilu di Indonesia. “Jauh panggang daripada api kalau kita berharap pemilu ini akan menghasilkan pemimpin yang baik. Kalau kita berharap bahwa pemilu ini akan menghasilkan pemimpin yang baik, berkualitas ya tentu jauh dari gambaran kita,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *