Gunakan Filosofi Menanam Padi dan Mencabut Rumput dalam Mendidik Anak Kita.
Eradakwah.com – Jika kita pergi ke sawah kita bisa melihat petani yang sedang mencabuti rumput diantara padi padi yang mereka tanam.
Rumput dalam hal ini disebut gulma. Gulma adalah sebutan dalam biologi untuk tanaman pengganggu padi yang harus dicabut supaya padi dapat tumbuh dengan baik.
Fenomena alam dan Sunnatullah yang menarik ini mengajarkan pada kita bahwa jika kita menanam padi, pasti akan tumbuh pula rumput, tapi tidak berlaku sebaliknya. Jika kita menanam rumput tidak akan pernah tumbuh padi.
Analogi fenomena alam di atas terjadi pula dalam proses mendidik anak. Kita terkadang dikejutkan oleh perilaku buruk anak kita yang masih balita atau sudah remaja.
Perilaku buruk yang berupa kata-kata ataupun perbuatan muncul pada mereka. Anehnya sebenarnya kita tidak pernah mengajari kata-kata atau perbuatan buruk tersebut.
Berbicara dengan teriak-teriak misalnya pada kakaknya, atau pada saat bertamu ke rumah orang tidak bisa tenang seperti menginjak bantal yang di pakai tidur sang empunya rumah, ada juga yang menghamburkan barang lainnya.
Kita sebagai orang tua di rumah mungkin tidak pernah mengajarinya atau memberi contoh perilaku tersebut, darimana perilaku buruk anak – anak itu muncul ?
Perilaku buruk anak adalah perpaduan antara pengaruh lingkungan sosial di sekitar anak termasuk lingkungan di rumah dan dorongan naluri dari dalam diri anak.
Lingkungan sosial yang buruk bagi naluri adalah ibarat makanan yang bisa menumbuh suburkan sifat – sifat yang buruk pada anak kita. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus waspada.
Seperti sifat malas beribadah, kikir, pemarah, berkata kasar, mudah berkeluh kesah, dan mengumpat merupakan contoh-contoh perilaku buruk yang sangat disukai merangsang naluri mereka.
Oleh karena itu sifat tersebut mungkin ikut tumbuh pada anak kita ketika kita sedang menumbuhkan kebaikan pada mereka.
Sebagai orang tua, kita harus melakukan adalah segera memotong atau mencabutnya.
Dengan cara menasehati mereka, memberi pengertian pada mereka, memberi sanksi yang mendidik pada mereka dan menciptakan atau mencarikan lingkungan sosial yang bisa meminimalisir tumbuhnya sifat-sifat buruk tersebut. Tentunya itu belum cukup tanpa diiringi dengan kekuatan keteladanan dari orang tua dan doa-doa kita.
Kita tidak bisa menghindarkan anak kita dari tumbuhnya perilaku buruk dalam proses pendidikan mereka. Karena begitulah Sunnatullah berlaku seperti halnya rumput yang ikut tumbuh di antara padi-padi yang sedang tumbuh.
Akan tetapi yang terpenting bagi kita adalah berusaha sekuat tenaga untuk terus menumbuhkan kebaikan pada anak-anak kita sambil terus menghilangkan sifat-sifat buruk yang ikut tumbuh.
Semakin rajin petani mencabuti rumput, akan semakin optimal hasil tanaman padi mereka. Demikian pula dalam proses mendidik anak-anak kita.
Semakin rajin dan sabar orang tua mencegah atau menghindarkan sifat-sifat buruk pada anak, insyaAllah akan semakin menyempurnakan kebaikan yang ditanam pada anak mereka.***
[indah]
