Eradakwah.com – WHO telah mengumumkan ada varian baru Covid yang diberi nama arcturus.
Varian baru arcturus ini juga disebut XBB.1.16 merupakan subvarian omicron yang menjadi perhatian organisasi kesehatan dunia.
“Hal yang paling kami perhatikan adalah seberapa cepat ini berlipat ganda di negara-negara tempatnya berada,” kata Jodie Guest , profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory di Atlanta.
“Ini dimulai di India, dan kami melihat peningkatan 500% dalam sebulan terakhir di kawasan Asia Tenggara yang mencakup India, india, Thailand, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka [dan] Maladewa,” tambah Guest.
Menurut Kemenkes RI walaupun kasus baru mengalami penurunan ke 1.145 kemarin dari sebelumnya 1.242, kematian naik menjadi 13 kasus dari sebelumnya 12. Kasus aktif pun naik menjadi 10.881 kemarin dari sebelumnya 10.448.
“Sedangkan pasien yang dirawat dalam rata-rata tujuh hari terakhir mengalami kenaikan menjadi 1.617, dari hari sebelumnya 1.573,” tambahnya.
Varian baru ini sudah masuk ke Indonesia, lalu apa yang harus kita lakukan?
“Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan.”kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril (21/04).
“Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” imbuhnya.
Selain itu sebenarnya ada pun contoh bagaimana Islam menghadapi wabah penyakit yang menulr ini, berikut penjelasanya;
1. Isolasi mandiri
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ ؟ فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ
Artinya, “Dari Siti Aisyah RA, ia berkata, ‘Ia bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, ‘Zaman dulu tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman.
Tiada seseorang yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di rumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,’’ (HR Ahmad).
2. Tidak bepergian ke tempat yang terjangkit wabah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ
Artinya, “Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam.
Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim).
Begitulah gambaran Rosulullah menghadapi wabah, selain itu pengaturan terhadap jaminan kebutuhan selama isolasi dipenuhi oleh Rosulullah dan para sahabat. Hal ini agara masyarakat benar-benar melakukan isolasi dan penyebaran wabah bisa segera ditanggulangi.***
[Lilis Sulistyowati]