Bullying Semakin Sadis Produk Didikan Sistem Sekuler

by -36 views
bullying produk sekuler. (SHUTTERSTOCK)

Eradakwah.com – Berbagai kasus bullying terulang kembali dengan menunjukkan perilaku yang buruk seolah-olah menjadi hal yang sudah biasa. Tak jarang ditemui berbagai persoalan kekerasan yang pelakunya bukan orang tua justru anak-anak. Apalagi korban dan pelaku kekerasan tidak lagi melihat usia sehingga anak SD pun bisa menjadi pelaku kejahatan. 

 

Polisi mengungkapkan penyebab anak SD dibacok di Blitar. Diketahui, bocah laki-laki kelas lima SD dibacok oleh temannya dan mengalami luka di bagian lengannya. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (9/3/2023) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, korban sedang bermain dengan teman-temannya usai mengaji di salah satu mushola dekat Pondok Pesantren di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Lalu, korban dan pelaku diduga saling olok saat bermain hingga ada salah satu pihak yang tersinggung. Selanjutnya, anak yang tidak terima itu langsung membacok korban. (Detik.com, 24/5/2023)

 

Selain pembacokan masih banyak kasus yang terjadi pada anak-anak seperti minum minuman keras, penyalahgunaan narkoba, dan masih banyak yang lain lagi. Bahkan beberapa hari ini dikejutkan dengan berita bullying yang memakan korban lagi. Adapun korban tidak hanya sekedar terluka fisik namun sampai meninggal dunia setelah dikeroyok.

 

MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023). Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, cucunya tersebut sempat mengeluh sakit. Keesokan harinya, Selasa (16/5/2023), korban memaksa tetap masuk sekolah meski dalam keadaan sakit, namun nahas, saat itu korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya.(Kompas.com, 24/5/2023)

 

Adanya peristiwa ini sungguh sangat mengkhawatirkan  melihat generasi sekarang. Bullying yang terjadi makin marak bahkan anak sekolah dasar  yang semakin sadis dan bengis. Dimana setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan kasus bullying pada anak. 

Benar-benar mengkhawatirkan generasi sekarang dengan perbuatan sadisnya yang menambah kerusakan di negeri ini. Banyak hal berpengaruh yang menjadi faktor penyebab dari bullying pada anak. Baik dimulai dari kurikulum pendidikan, pola asuh baik di keluarga maupun kebiasaan di masyarakat hingga dari tontonan yang sering dilihat. 

 

Pertama, kurikulum pendidikan saat ini hanya bertujuan pada pencapaian nilai akademik saja.  Dimana nilai-nilai agama justru tidak menjadi hal yang prioritas. Meskipun banyak ditemui sekolah yang berbasis Islam namun belum bisa mencegah perilaku bullying.

 

Kedua, didalam keluarga orang tua tidak menerapkan pola asuh anak yang sesuai dengan standar agama. Adapun dampak yang dialami oleh anak tumbuh akan memiliki sifat pemarah, antisosial, tidak mau kalah bahkan miskin empati. Hal inilah yang menyebabkan anak melakukan bullying sehingga anak-anak harus dididik dan dibina sesuai dengan pendidikan Islam.

 

Ketiga, kebiasaan masyarakat yang individualis tanpa peduli terhadap sesama. Dimana masyarakat sekarang bersikap masa bodoh terhadap keburukan terutama bullying jika yang terjadi bukan pada anaknya. Apabila hal ini terus menerus terjadi maka anak-anak akan berpengaruh terhadap karakter dari masyarakat.

 

Keempat, tontonan yang bersumber dari kekerasan mudah diakses dan beredar luas dari berbagai media. Kasus bullying pada siswa SD ditengarai pelaku yang sering menonton lewat handphone tanpa ada pengawasan.  Dari mudahnya teknologi yang berkembang anak-anak mencontoh apa yang diaksesnya.

 

Dari sinilah penyebab faktor terpenting yang mempengaruhi bullying yang semakin marak terjadi. Keempat poin tersebut membuktikan betapa pentingnya peran orang tua, masyarakat dan penyelenggara kebijakan yaitu negara untuk mencegah bullying. 

 

Inilah potret nyata dari kehidupan yang diatur oleh sistem sekuler. Dimana kehidupan diatur oleh sistem yang memisahkan agama dari kehidupan manusia. Hal ini yang menyebabkan negeri ini darurat bullying akibat penerapan sistem yang dibuat oleh manusia. Oleh karena itu pentingnya sistem yang mampu melahirkan generasi yang berakhlak mulia yaitu yang berasal dari Sang Pencipta.

 

Solusinya tidak lain adalah sistem Islam yang berlandaskan kepada syariat secara kaffah. Dimana Islam menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan sehingga menjadi benteng dari perilaku jahat ataupun sadis. Ketika syariat menyatakan bullying adalah perbuatan dosa maka semua orang akan meninggalkannya karena adanya dorongan keimanan.

 

Dari sistem pendidikan Islam akan mencetak generasi yang beriman dan berakhlak mulia. Adapun pola asuh orang tua yang diterapkan berlandaskan akidah Islam yang akan menumbuhkan kepribadian peduli sesama dan tidak mencela orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakatnya pun sistem pergaulan sosialnya berlandaskan syariat Islam yang bertakwa. Bahkan negara memiliki peran penting untuk mengontrol informasi dari berbagai media yang mudah diakses anak-anak untuk tidak dapat mengakses konten yang memuat keburukan.

 

Dengan demikian Islam memiliki mekanisme komprehensif dalam membangun kepribadian rakyatnya pada semua lapisan usia sehingga terwujud individu yang menaati seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karena itu, sudah saatnya sistem ini diganti dengan Islam yang telah terbukti mencetak generasi yang berkualitas. Tidak seperti sekarang yang peradaban sekuler melahirkan kehidupan yang merusak pada generasi.

Wallahu a’lam bish shawaf***

 

Ernita Setyorini S.Pd

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *