Eradakwah.com – Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardhana menuturkan optimisme ketua umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal menghapus kemiskinan ekstrim tak berbanding lurus dengan fakta.
“Optimisme ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal menghapus kemiskinan ekstrim dinilai banyak pihak tak berbanding lurus dengan fakta kemiskinan di Jawa Tengah yang gubernurnya kini dicapreskan PDI Perjuangan,
” tuturnya dalam Aspirasi: Optimisme Megawati Berantas Kemiskinan, Faktanya Jateng…., Selasa ( 13/06/2023 ) di kanal Youtube Justice Monitor.
Ia mengungkapkan bahwa data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat jumlah penduduk miskin Provinsi ini perseptember 2022 mengalami kenaikan menjadi 3,86 juta jiwa. Sementara tahun di tahun 2022
wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah Hari Budiyatmoko mengungkapkan bahwa 45.000 anak putus sekolah setiap tahunnya di Jawa Tengah.
“Fakta yang ada kemiskinan di Jawa Tengah naik,” imbuhnya.
Menurutnya kemiskinan dan putus sekolah disinyalir menjadi lingkaran setan yang membelenggu rakyat kecil dalam mencapai kemakmuran. Karena itu keduanya harus diatasi secara bersamaan jika ingin kemiskinan tidak terjadi.
“Padahal diketahui kemiskinan dan putus sekolah disinyalir menjadi lingkaran setan yang membelenggu rakyat kecil/wong cilik dalam mencapai kemakmuran,
keduanya harus diatasi secara bersamaan jika ingin kemiskinan tidak terjadi, sedangkan pendidikan menjadi jalan yang efektif mengubah nasib kaum miskin”, jelasnya.
Ia menegaskan bahwa kemiskinan yang menimpa rakyat merupakan kemiskinan yang diciptakan oleh sistem kapitalisme yang dianut oleh penguasa kita saat ini.
“Kemiskinan yang menimpa rakyat lebih merupakan kemiskinan sistem struktural yaitu kemiskinan yang diciptakan oleh sistem yang diberlakukan oleh penguasa,
sistem kapitalisme inilah yang dianut oleh penguasa kita saat ini yang membuat kekayaan milik rakyat dikuasai oleh segelintir orang saja,” pungkasnya. []Trimulyo.
