Terkait Fenomena Inner Child, Aktivis: Ini Sangat Berbahaya

by -9 views
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE MUSLIMAH MEDIA CENTER (MMC)

Eradakwah.com – Konsultan dan Trainer Keluarga Sakina Ustadzah Dedeh Wahidah Achmad menegaskan fenomena perilaku inner child sangat berbahaya.

“Tentu saja sahabat, ini sangat berbahaya dan kalau tidak diselesaikan akan berpengaruh kepada kehidupan dia yang akan datang,” tuturnya dalam Program Tsaqofah Islam (Keluarga): Agar Terbebas dari Inner Child, Senin (10/7/2023) di kanal Youtube Muslimah Media Center.

Ustazah Dedeh menyebut dua bahaya akibat perilaku inner child. Pertama pelaku akan melegitimasi atau membolehkan sikap inner child-nya itu, dengan beranggapan bahwa dia menjadi seperti itu, karena masa lalunya begitu. Karena dia dididik oleh orang tuanya seperti itu, sehingga mewajarkan kesalahan apa yang dia lakukan kepada anaknya sekarang.

Kedua, dampak masa lalunya itu berimbas kepada sikap dia kepada orang tuanya. Dia akan menyalahkan, atau bahkan dendam kepada orang tuanya.

“Ini bahaya sekali. Bagaimana ada orang yang melakukan kesalahan, tetapi menyandarkan kesalahan itu kepada orang lain,” ungkapnya.

Dia mengatakan bahwa inner child sebenarnya adalah perilaku masa kecil yang seharusnya sudah ditinggalkan. Akan tetapi pada pengidap inner child, perilaku masa kecil tersebut masih berpengaruh ke dalam masa dewasanya.

“Jadi kalau dia sebagai suami, dia masih terpengaruh masa kanak-kanak dia. Kalau dia sebagai istri atau bahkan sebagai orang tua, pengalaman masa lalu dia, pengasuhan dia ketika masa anak-anak itu berpengaruh kepada sikap dia sekarang. Tentu saja ini sangat berbahaya. Dan kalau tidak diselesaikan, akan berpengaruh kepada kehidupan dia yang akan datang,” paparnya.

 

Aktivis Muslimah ini menjelaskan bagaimana Islam memandang hal tersebut bahwa orang tua harus betul-betul menjaga hatinya dalam mendidik anak.

“Orang tua itu tidak boleh memiliki pikiran-pikiran jelek kepada anaknya. Orang tua itu harus senantiasa menyalurkan energi positif, husnudzon, bahkan doa-doa kepada Allah pun harus doa-doa yang terbaik,” jelasnya.

Islam mengajarkan orang tua untuk berdoa meminta kepada Allah dikaruniai anak yang shalih, Robbi habli minassholihin. Meminta agar anak keturunannya dijadikan qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama.

“Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surah Al Isra’ ayat 23 dan 24 yang artinya,  “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”.

“Kalau ini dijadikan panduan, maka tidak akan ada inner child yang benci, dendam kepada orang tua. Yang akan berkembang itu sikap kasih sayang kepada orang tua. Ihsan kepada mereka,” pungkasnya.***

 

Muhammad Sholeh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *