Sumpah Pemuda, Refleksi Majunya Pemuda

by -9 views

Eradakwah.com – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengharapkan Peringatan ke-95 Hari Sumpah Pemuda (HSP) Tahun 2023 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan persatuan para pemuda untuk memajukan indonesia. Perkembangan teknologi yang serba instan, jangan menjadikan generasi muda saat ini menjadi generasi instan. Proses, kerja keras, pengalaman menjadi hal yang penting untuk menjadikan para pemuda tertempa oleh keadaan dan waktu,” tuturnya. Pemuda adalah pilar-pilar bangsa, masa depan bangsa. Semoga semangat Sumpah Pemuda memajukan bangsa dan negara, menjadikan para pemuda menjadi pemuda yang sangat tangguh untuk membangun bangsa dan negara,” tandasnya (setkab.go.id).

Masa muda merupakan fase ketika manusia berada di titik produktivitas yang tinggi. Semangat mereka membara dengan dukungan fisik yang tangguh. Kreativitas pemuda selalu mengundang decak kagum masyarakat. Sayangnya, potensi besar pemuda kini berkelindan dengan berbagai problem akut yang justru membajak potensi mereka.

Saat ini, pemuda masih lekat dengan kasus narkoba, perundungan, L687, pelecehan seksual, pergaulan bebas, dan lain-lain. Kasus HIV/AIDS di Indonesia bahkan tertinggi di kalangan generasi muda. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, pada 2022, sebanyak 1.188 anak Indonesia usia 15—19 tahun positif HIV. Di sisi lain, penyakit mental menjadi teror baru bagi generasi muda. Tren bunuh diri dan gangguan mental dengan berbagai jenisnya kian meningkat. Meresahkan banget, ya, kan?

Dunia digital yang akrab dengan generasi muda ibarat dua sisi mata uang. Ada peluang, tetapi jebakannya pun banyak. Dunia maya yang menawarkan banyak kemudahan, tidak sedikit menjebak pemuda dalam berbagai masalah. Bejibun video tidak senonoh seliweran di dunia maya. Tanpa malu-malu, generasi harapan bangsa itu mengekspresikan diri dengan penuh kebebasan.

Sementara itu, krisis adab dan akhlak jadi masalah tersendiri. Alhasil, dalam keseharian, generasi muda kita lekat dengan sifat cuek, asosial, bahkan cenderung brutal. Makanya, tidak sedikit yang berpendapat bahwa krisis jati diri melanda para pemuda.

Pemuda tidak akan menjadi pemuda yang tangguh jika masih berlandaskan pada kapitalisme. Karena di sistem inilah pemanfaatan teknologi yg salah yang menjadikan pemuda berfikir serba instan. Kondisi pemuda saat ini juga tidak lepas dari arus budaya Barat yang terus menerornya. Budaya tersebut menyusup di ruang-ruang privat generasi melalui tontonan yang berubah jadi tuntunan. Dunia maya menjadi ruang bebas yang menawarkan hal itu. Karakter dunia maya yang mudah membuat remaja mudah menyerap dan mentransfer apa pun yang mereka dapati di ruang digital.

Didalam Islam negara memberikan edukasi kepada pemuda bagaimana penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi adalah hal yang wajar bagi manusia. Karna merupakan perkembangan dunia. Penggunaan teknologi dalam Islam diperbolehkan asal diatur dengan sistem yang benar. Islam dijadikan sebagai landasan cita-cita yang akan membuat spirit perjuangan pemuda lebih bermakna. So, para pemuda, umat menunggu masa produktif kita, Sobat. Umat saat ini menunggu para pemuda untuk mengoptimalkan amal terbaik.***

Oleh: Nur Azizah
(Praktisi Pendidikan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *