Eradakwah.com — Serangan brutal yang dilakukan entitas Zion*s “Israel” mendapat sorotan para intelektual muslimah dari berbagai latar belakang akademik, kampus, dan komunitas pemikiran Islam.
Mereka berkumpul dalam Focus Group Discussion Intelektual Muslimah bertema “Tragedi Gaza dan Jalan Penyelamatan Hakiki: Solusi Syariah Kafah”, Ahad (27-7-2025), yang diselenggarakan secara hibrida, yakni dihadiri luring oleh intelektual muslimah se-Yogyakarta dan secara daring oleh intelektual muslimah se-Indonesia.
Dalam kesempatan ini, mereka menegaskan pernyataan sikap atas tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Gaza, Palestina, karena serangan Zion*s dinilai bukan hanya kejahatan perang, melainkan bentuk nyata penjajahan dan kezaliman yang dibiarkan oleh sistem global saat ini.
Berikut pernyataan sikap yang dibacakan oleh intelektual muslimah Prof. Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, M.S..
Pertama, mengutuk keras genosida terhadap rakyat Gaza. Penjajahan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina, khususnya perempuan dan anak-anak, adalah kejahatan biadab yang tidak dapat diterima secara akal sehat, nilai kemanusiaan, maupun syariat Islam.
Kedua, menolak solusi palsu dalam bingkai sekularisme. Solusi dua negara, normalisasi diplomatik, dan narasi moderat telah terbukti gagal menghentikan agresi Zion*s “Israel”. Kami menolak keras upaya menyamarkan penjajahan dalam narasi “damai” yang menyesatkan.
Ketiga, menyerukan tegaknya syariat Islam secara kafah. Hanya penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam institusi Khilafah yang akan mampu menyatukan umat, menggerakkan kekuatan militer, dan membebaskan bumi para nabi, Palestina.
Keempat, menyerukan pemersatuan kekuatan negeri-negeri muslim. Dunia Islam harus bersatu, mencabut hubungan dengan Zion*s “Israel”, membuka blokade, dan bersiap membebaskan Gaza secara nyata, bukan sekadar retorika kemanusiaan semu.
Kelima, meyakini kesiapan ekonomi umat. Dunia Islam memiliki sumber daya alam, energi, dan manusia yang melimpah. Namun, kekuatan itu kini dikebiri sistem kapitalisme global. Syariat dan Khilafah adalah kunci optimalisasi kekuatan ekonomi umat untuk membela tanah suci.
Keenam, menegaskan tanggung jawab intelektual muslimah. Kaum intelektual tidak boleh diam. Diamnya para ilmuwan adalah pengkhianatan terhadap umat dan amanah keilmuan. Kami mengajak seluruh muslimah—terutama mahasiswi dan dosen—untuk bersuara, berdakwah, dan membela Gaza dari kampus, media, dan ruang publik.
Ketujuh, berdoa dan berjuang bersama Gaza. Kami terus memanjatkan doa, dan menguatkan komitmen untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, serta menyeru seluruh umat untuk menjadikan pembebasan Palestina sebagai agenda utama perjuangan Islam.
Pernyataan ini ditutup dengan seruan kepada kaum muslim. “Wahai umat Islam, saatnya kita bangkit. Bukan sekadar simpati atau bantuan kemanusiaan, tetapi dengan sistem Islam yang kafah di bawah kepemimpinan Khilafah yang akan menjadi pelindung sejati umat, termasuk rakyat Gaza.”***
[MNews/RA]