Indonesia Makin Gelap, Butuh Solusi Total Bukan Parsial

by -5 views

Belum lama simbol garuda berlatarbelakang biru dengan caption peringatan darurat berlalu, kini jagat maya ramai. Digemparkan dengan tagar #IndonesiaGelap berlatarbelakang hitam yang merupakan luapan protes atas kebijakan pemerintah. Hasil analisis lembaga pemantau media sosial, Drone Emprit, menemukan gambar garuda hitam ini terlacak di X setidaknya sejak tanggal 3 Februari 2025 malam, alias dua hari setelah pemberlakukan pembatasan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) ke pengecer (Tirto.id, 18/02/25). Sebanyak 1.623 personel gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk mengawal unjuk rasa yang digelar aliansi dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Senin (17/2/2025) siang.

Unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa juga inisiasi dari berbagai elemen lapisan masyarakat ini merupakan akumulasi atas kekecewaannya terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap serampangan dan tidak pro rakyat. Padahal masih sekitar 100 hari pergantian rezim pemerintahan Prabowo-Gibran namun bermunculan kebijakan-kebijakan yang memicu munculnya geram masyarakat. Kebijakannya sudah luar biasa zalim. Rakyat tidak henti-hentinya dikejutkan dengan kebijakan yang menyakiti mereka.

Mulai dari rencana kenaikan PPN, kelangkaan LPG melon, polemik MBG, efisiensi anggaran yang banyak mengebiri layanan publik, kabinet gemoy, putusan ringan kasus korupsi timah, gurita korupsi Jiwasraya, pendirian Danantara, ormas dan kampus tarik tambang, kasus lagu “Bayar bayar bayar”, pengoplosan pertamax dg pertalite, terbaru kasus korupsi pengadaan kapal oleh PT. ASDP dan masih banyak lagi kebijakan yang membuat miris. Bagaimana tidak geram dengan kebijakan yang menyayat hati rakyat tersebut. Kebijakan yang kebanyakan tidak memihak rakyat namun justru oligarki.

Unjuk Rasa Mahasiswa Maunya Apa?

Dalam 9 tuntutannya di antaranya adalah 1. Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. 2. Tranparansi status pembangunan dan pajak rakyat. 3. Evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis. 4. Tolak Revisi UU Minerba yang bermasalah. 5. Tolak Dwifungsi TNI. 6. Sahkan RUU Perampasan Aset. 7. Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional. 8. Tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat. 9. Tolak cawe-cawe Jokowi dalam Pemerintahan Prabowo.

Selain tuntutan dari mahasiswa, salah satu tokoh ahli negara Bivitri Susanti juga ikut turun lapangan menegaskan bahwa yang diperlukan saat ini adalah “perbaikan yang fundamental”. Namun tidak ada penjelasan rinci perbaikan fundamental ini arahnya ke mana. Yakin cukup dengan perbaikan bukan perubahan?

Sayangnya tuntutan yang ditawarkan sejatinya tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya, sehingga khawatir nasib rakyat Indonesia di masa mendatang Indonesia Gelap selamanya. Naudzubillah

Butuh Solusi Total Bukan Parsial!

Pada dasarnya jika ditarik benang merah akar masalahnya adalah akibat penerapan sistem demokrasi buatan manusia. Yang dengannyalah para pemangku kebijakan bisa dengan mudah mengotak atik aturan, demi kepentingan kelompoknya, demi balik modal ataupun sederet alasan lainnya. Didukung dengan hukum dan sanksi nya yang lemah, maka suburlah korupsi, kejahatan dan kemaksiatan di mana-mana. Bukan hanya masyarakat individunya yang rusak melainkan secara komunal.

Dari permasalahan yang sudah kompleks inilah maka kita butuh solusi yang kompleks juga. Solusi yang bisa mengatasi secara total bukan hanya parsial. Solusi perbaikan ataupun pergantian rezim nampaknya sudah tidak cocok jadi tawarannya, karena jika flashback pada masa orde baru dan reformasi pun sama hal nya jika hanya berubah pengendaranya bukan kendaraannya. Maka dari itu mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar dan total dari akar. Dan solusi yang benar hanyalah solusi dari Islam.
Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram. Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai yang Rasulullah contohkan.
اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ
“Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi….” (QS. An Nur:35)

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ اِلَّا رَحۡمَةً لِّـلۡعٰلَمِيۡنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya:107)

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا
يَكْسِبُوْنَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan” (QS. Al – A’raf:96)
Waallahu ‘alam

Oleh: Fitri Fatmawati
(Praktisi Kesehatan & Pemerhati Generasi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *