Eradakwah.com – Datangnya bulan Ramadhan adalah salah satu di antara kenikmatan besar yang Allah anugerahkan kepada umat Rasulullah SAW.
Bulan yang dinanti-nantikan oleh setiap kaum Muslimin, bulan penuh kebahagiaan dan limpahan pahala berlipat ganda. Bulan di mana Allah menurunkan Kalam-Nya sebagai petunjuk atas setiap manusia, termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 185:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).
Rasulullah dan Bulan Perjuangan
Masih teringat jelas dalam ingatan kita, bulan Ramadhan dimanfaatkan oleh Rasulullah SAW untuk beribadah dan berjuang menegakkan agama-Nya. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW setiap bulan Ramadhan senantiasa mengisinya dengan ibadah, dakwah, dan jihad di jalan Allah.
Rasulullah SAW yang dikenal sebagai pribadi dermawan menjadi lebih dermawan di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW yang senantiasa qiyamullail lebih giat lagi di bulan Ramadhan, dan Rasulullah SAW sering berjihad di bulan Ramadhan baik yang dipimpin langsung oleh Beliau maupun oleh sahabat.
Tahun ke-2 hijriah, Rasulullah SAW berperang melawan pasukan Quraisy dengan ketidakseimbangan jumlah pasukan. Pasukan Quraisy berjumlah ±1000 orang, sementara pasukan Rasulullah SAW berjumlah 300 orang.
Rasulullah SAW memobilisasi sahabat sedemikian rupa dengan strategi yang mampu mengalahkan pasukan Quraisy atas izin Allah SWT. Perang Badar menjadi peperangan besar pertama yang dimenangkan oleh Rasul dan kaum Muslimin.
Tahun ke-3 hijriah, Rasulullah SAW memobilisasi pasukan untuk persiapan perang Uhud sembari memperbanyak ibadah. Tepat pada 3 Syawal, pedang-pedang berdenting antara al haq melawan Al batil.
Pasukan Rasulullah SAW unggul melawan pasukan Quraisy, namun Khalid bin Walid (Saifullah Al Maslul) sebelum masuk Islam berhasil menyerang balik setelah pasukan pemanah membangkang perintah Rasulullah SAW agar tidak turun. Akibatnya, Rasulullah SAW mengalami beberapa luka di wajah mulia Beliau SAW, memar di bagian bahu, dan beberapa luka lain.
Dalam pertempuran, 70 sahabat syahid termasuk paman Beliau Hamzah bin Abdul Muthalib dan duta Rasulullah SAW yang pertama Mushab bin Umair.
Perang Uhud menjadi pelajaran berharga bagi para sahabat agar senantiasa taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Peperangan ini membawa dampak dan pengaruh yang besar bagi dakwah Rasulullah, peristiwa-peristiwa setelahnya lebih menantang keimanan para sahabat untuk tetap Istiqomah di jalan ketaatan.
Perjuangan berikutnya terus terjadi, hingga Allah memenangkan agama-Nya di Jazirah Arab hingga menyebar luas ke berbagai penjuru bumi.
Umat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam melalui dakwah dan jihad yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Hal ini membuktikan bahwa Ramadhan yang Rasul SAW lalui bukan hanya sekedar ibadah saja, namun jihad dan dakwah sebagai puncak perjuangan Rasul SAW.
Bulan Al-Qur’an dan Relevansinya Kini
Saat ini, fenomena yang terjadi di masyarakat justru bulan Ramadhan disempitkan pemaknaannya hanya sekedar seremonial spiritualitas belaka yang lepas dari esensi dakwah, jihad serta perjuangan menegakkan agama Allah.
Ramadhan di tengah kaum Muslimin saat ini justru cenderung banyak beribadah, membaca Al-Qur’an, i’tikaf, dan berbagai aktivitas lain yang bersifat individual semata. Sementara ketika sebagian hukum-hukum Allah khususnya yang terkait dengan ranah publik tidak diterapkan justru tidak diprioritaskan.
Seolah-olah Al-Qur’an hanya sekedar kitab suci yang mengandung hikmah tanpa bisa diterapkan. Padahal, Rasulullah SAW telah menerapkan seluruh Al Quran yang dilanjutkan oleh khulafaur Rasyidin dan penguasa shalih setelah mereka.
Fenomena ini tak boleh dan tak bisa dibiarkan, hal ini dikarenakan turunnya Al-Qur’an adalah dalam rangka untuk mengatur aktivitas-aktivitas manusia agar tidak rusak fitrahnya.
Al Quran mengatur agar manusia menyembah hanya pada satu-satunya Tuhan semesta alam yakni Allah, dan mengatur agar setiap persoalan yang menimpa manusia bisa diselesaikan dengan hukum Allah.
Ketika hukum selain hukum Allah yang diterapkan, justru terjadi kerusakan besar di berbagai belahan bumi dan kedzaliman yang merajalela.
Perjuangan kaum Muslimin harus diarahkan agar hukum Allah tegak di muka bumi, dengan mendakwahkan dan memperjuangkan semaksimal mungkin agar Islam kembali mengatur setiap urusan umat.
Hal ini akan menjadikan umat Islam dan manusia seluruhnya berada dalam rahmat Allah dan terlepas dari kedzaliman orang-orang yang dzalim. Sungguh, agama Allah akan kembali tegak di atas muka bumi ini.
Wahai Kaum Muslimin!
Sungguh telah datang kepada kita, bulan Ramadhan dengan segala keutamaannya. Ramadhan adalah bulan puasa, bulan perjuangan, dan bulan di mana Al-Qur’an diturunkan.
Bulan yang Allah berikan pahala besar untuk setiap amal shalih, dan tidak ada yang lebih besar pahalanya selain pahala untuk memperjuangkan agama Allah agar tegak di muka bumi ini.
Sungguh telah datang kepada kita, bulan Ramadhan! Bulan yang seharusnya dimanfaatkan untuk membebaskan saudara-saudara seiman yang terjajah.
Palestina, Kashmir, Uighur, Rohingya, dan kaum Muslimin lainnya yang menunggu untuk dibebaskan dari penjajah. Begitu pula dengan umat manusia lainnya yang terdzolimi akibat penerapan ideologi kapitalisme yang rusak dan merusak.
Sungguh, Ramadhan inilah yang harus kita jadikan bulan ketaatan totalitas kepada Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW beserta pengikut Beliau SAW yang Shalih.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَ ۚ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقۡتُلُونَ وَيُقۡتَلُونَ ۖ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقًّا فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ وَٱلۡقُرۡءَانِ ۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِ ۚ فَٱسۡتَبۡشِرُواْ بِبَيۡعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعۡتُم بِهِۦ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung. QS. At Taubah:111. Wallahu a’lam bis shawab.***
Ghea R [Aktivis]