Peringatan Hari Ibu Bukti Eksploitasi Perempuan

by -38 views

Eradakwah.com – Hari Ibu pada tahun ini diperingati pada tanggal 22 Desember 2022. Adapun tema yang dibawa dalam peringatan Hari Ibu yang ke – 94 yaitu PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU.

Selain tema utama ada beberapa sub tema yang ditetapkan sebagai pendukung tema utama. Dimana setiap sub tema yang ditentukan ini memiliki tujuan yang tidak sama.

Tahun ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah membuat tema Hari Ibu 2022. Menurut KemenPPA, catatan penting dari Peringatan Hari Ibu di Indonesia adalah bukan perayaan Mother’s Day sebagaimana yang diperingati di negara lain.

Tema dan sub tema PHI setiap tahun akan berlandaskan catatan penting.
Adapun sub-sub tema tersebut adalah: 1) Kewirausahaan Perempuan: Mempercepat Kesetaraan, Mempercepat Pemulihan, 2) Perempuan dan Digital Economy 3) Perempuan dan Kepemimpinan, 4) Sub Tema 4 Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya (Tirto.id,22/12/22)

Selain tema utama PHI tersebut ditentukan juga sub-sub tema untuk menunjang kegiatan, dimana tema semuanya mengarah kepada pemberdayaan ekonomi.

Pemberdayaan ekonomi kaum Ibu selalu digenjot untuk meningkatkan perekonomian keluarga juga negara.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pakar ekonomi dari UGM, Poppy Ismalina Ph.D bahwa posisi perempuan sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

Popy menyebut data mengonfirmasi bahwa perempuan berperan besar dalam perekonomian.

Karena itu, seharusnya perempuan menjadi faktor penting dalam penyusunan dan penerapan kebijakan, terkait krisis yang terjadi. “Perempuan adalah back bone dari perekonomian Indonesia.

Maka ketika perempuan adalah kelompok yang paling terdampak, kelompok yang paling menderita atas krisis global ataupun perubahan iklim, ini harus mendapatkan perhatian khusus,” ujar Poppy dalam diskusi yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jumat (16/12) (Voaindonesia.com, 22/12/2022)

Pemberdayaan perempuan dalam sektor ekonomi mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Dimana kebijakannya tidak terlepas dari suatu pandangan bahwa inilah solusi mengatasi kemiskinan keluarga.

Karena beberapa tahun terakhir perempuan diharapkan mampu untuk berjuang demi keluarga bahkan juga negara. Sehingga perempuan diminta tidak bergantung pada suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemberdayaan ekonomi kaum ibu sejatinya adalah eksploitasi, karena pemberdayaan ibu seharusnya dikembalikan kepada peran utama ibu sebagai pendidik generasi calon pemimpin masa depan.

Namun nyatanya seorang ibu justru bekerja dengan segala aktivitas yang berada diluar rumah. Saat bekerja cukup menguras tenaga akibatnya ketika sampai di rumah sudah dalam keadaan kecapekan.

Pemberdayaan sebagai ibu generasi tentu butuh sistem pendukung yang dibangun oleh negara dalam semua sistem kehidupan.

Dengan demikian ibu bisa fokus dalam mengemban tugasnya dan tidak dibebani dengan kewajiban mencari nafkah. Sistem yang mendukung tersebut merupakan sistem kehidupan Islam yang berasal dari sang Pencipta.

Pemberdayaan ibu dalam Islam tidak dipaksa membuat mereka bekerja menghasilkan cuan. Karena ibu hakikatnya sudah memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangganya. Dimana peran ibu dioptimalkan sesuai dengan Al-Quran dan Sunah

Dalam Islam perempuan telah diberi peran yang mulia yaitu mengelola rumah tangga. Sehingga ibu fokus untuk mendidik anak-anak agar menjadi generasi emas yang memimpin masa depan.

Inilah perspektif yang berasal dari akidah Islam yang tolak ukurnya bukan berasal dari keuntungan materi semata namun berdasarkan halal dan haram.

Disisi lain Islam mewajibkan setiap muslim untuk belajar, tidak hanya anak-anak saja namun ibu juga harus mencari ilmu. Karena posisi ibu memiliki kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat Islam.

Sehingga seorang ibu harus mempunyai tsaqofah (pemikiran) Islam yang terpelihara untuk mendidik anak-anaknya.

Dengan demikian hanya sistem Islam lah yang mampu memuliakan perempuan yang sesuai fitrahnya.

Dimana perempuan fokus membimbing anak-anaknya karena negara telah memberikan pelayanan yang memadai dan menjamin kebutuhannya dengan diberikan tanggung jawab kepada suami.

Oleh karena itu Islam memiliki cara memuliakan dan melindungi perempuan bukan justru dieksploitasi meningkatkan perekonomian negara.

Wallahu a’lam bish shawaf ***

[Ernita S]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *