Perundungan Semakin Sadis Potret Buram Sistem Pendidikan Sekuler

by -39 views
Perundungan Semakin Sadis Potret Buram Sistem Pendidikan Sekuler - eradakwah.com

Eradakwah.com – Permasalahan mengenai perundungan masih menjadi perhatian public untuk dibahas. Lantaran masalah yang dihadapi bukannya berkurang namun justru semakin bertambah apalagi di lingkungan pendidikan. Bukan hanya sekedar bertambah saja melainkan semakin sadis pasalnya sampai mengakibatkan menewaskan korban.

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Depok, berinisial MNZ (19 tahun) ditemukan tewas dalam keadaan terbungkus plastik di kamar kosnya di Kawasan Kukusan, Beji, Kota Depok, Jumat (4/8/2023). Polisi kemudian mengungkap bahwa korban dibunuh oleh seniornya sendiri. Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan mengungkap, korban dibunuh oleh AAB (23 tahun), senior dan kenalan korban di kampus. Terduga pelaku membunuh MNZ karena iri dengan korban dan ingin mengambil barang berharganya.(Republika.co.id, 9/8/2023)

Inilah potret perundungan yang semakin sadis dilakukan oleh pelajar dikarenakan iri sampai menghilangkan nyawa. Sungguh perilaku seperti ini tidak mencerminkan pelajar yang bermoral apalagi terjadi lingkungan pendidikan. Bahkan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) baru-baru ini mengungkapkan bahwa telah terjadi 16 kasus perundungan hal ini menunjukkan jumlah angka yang tidak sedikit.

FSGI mencatat selama Januari-Juli 2023 telah terjadi 16 kasus perundungan di satuan pendidikan. Empat diantaranya bahkan terjadi saat tahun ajaran sekolah 2023/2024 yang baru saja dimulai pada medio Juli 2023. Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, mengatakan dari 16 kasus perundungan pada satuan pendidikan mayoritas terjadi pada tingkat sekolah dasar (25 persen), sekolah menengah pertama (25 persen), dan sekolah menengah atas (18,75 persen), dan sekolah menengah kejuruan (18,75 persen). (Voaindonesia.com, 9/8/2023)

Adapun perundungan di lembaga sekolah memang sudah lama terjadi namun kasus pembunuhan mahasiswa UI oleh seniornya ini membuktikan bahwa perundungan semakin sadis. Apalagi didukung oleh banyaknya data yang diterima selama Januari sampai Juli yang telah terjadi 16 kasus perundungan di lembaga sekolah. Sehingga permasalahan perundungan bukan masalah yang kecil melainkan permasalahan besar yang harus segera diselesaikan.

Padahal sudah ada Permendikbud 82 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Namun faktanya yang terjadi aturan tersebut belum bisa untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini disebabkan oleh aturan yang telah dibuat tidak menyentuh pada akar masalah tetapi hanya penanganan setelah kasus ditemukan.

Disisi lain nilai-nilai yang diterapkan saat ini berasal dari paradigma sekularisme. Sekularisme merupakan pemisahan peraturan agama dari kehidupan yang berasal dari pemikiran kafir. Dimana pendidikan sekuler telah menjauhkan pelajar dari nilai-nilai Islam untuk diterapkan dalam kehidupan. Sehingga identitas keislaman pada anak menjadi hilang dikarenakan mengikuti budaya barat.

Maraknya perundungan di institusi pendidikan mencerminkan rusaknya sistem pendidikan saat ini. Dimana sistem pendidikannya telah gagal mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Akibat dari perundungan bisa menyebabkan berbagai tindakan yang keji dari hal yang biasa sampai sadis.

Berbeda dengan sistem Islam yang menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sumber untuk menetapkan kebijakannya. Dimana Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah sebagai solusi problematika kehidupan manusia. Oleh karena itu di sistem ini generasi akan diperhatikan agar dapat membangun peradaban yang gemilang.

Didalam sistem Islam akan mengambil dua cara untuk menanggulangi perundungan yaitu preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan). Adapun preventif yaitu segala usaha yang dilakukan dengan mengembalikan peran kepada keluarga, masyarakat dan negara. Sedangkan kuratif yaitu segala upaya mengobati seseorang yang cenderung melakukan perundungan dengan cara menggunakan pendekatan mendasar untuk mempengaruhi pola pikir.

Walhasil dalam sistem pendidikan Islam tidak hanya melahirkan generasi yang mahir dalam sains dan teknologi saja. Namun dapat mencetak generasi bertakwa yang takut melakukan kemaksiatan. Oleh karena itu dalam sistem ini mengambil asas akidah Islam yang menghasilkan individu berkepribadian Islam.

Wallahu a’lam bishshawab.***

 

Oleh Ernita S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *