Eradakwah.com – Keluarga merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. Keluarga merupakan tempat berlindung dan tempat belajar pertama bagi anak – anaknya.
Dengan adanya keluarga anak akan memiliki karakter kepribadian yang unik sesuai dengan bentukan orang tuanya. Meski demikian, keluarga juga tak lepas dari berbagai macam ujian.
Adapun fenomena pernikahan dini yang membuat ketidaksiapan pasangan suami istri (pasutri) dalam mengarungi bahtera kehidupan keluarga. Yang akhirnya melimpahkan penuh pengasuhan anak kepada orang tua dari tiap pasutri tersebut.
Begitu pula tidak jarang terlihat orang tua yang sangat sibuk diluar sana untuk mencari penghidupan, lantas memberikan pengasuhan penuh kepada neneknya.
Ketidaksiapan menjadi orang tua dan menghadapi bahtera keluarga menjadi momok yang luar biasa di Indonesia. Kehidupan yang sempit memaksa kebanyakan orang tua terutama pasangan muda memilih untuk mencari penghidupan demi keberlangsungan hidup anak – anaknya.
Kondisi seperti ini memaksa mereka untuk menitipkan anak-anaknya kepada orang tuanya tanpa memperhatikan seberapa berat orang tuanya merawat anak – anak mereka.
Selain menambah beban kepada orang tua terutama nenek, sebenarnya bagi anak sendiri hal ini dapat menimbulkan luka yang sangat mendalam pada anak ketika jauh dari orang tuanya.
Anak mengalami kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tua, walaupun neneknya sangat mencintainya. Seperti kasus menitipkan anak pada nenek yang sudah tua apalagi jika dia seorang janda, hal ini akan berbeda ketika kedua orang tuanya hadir membersamai mereka.
Terdapat luka pengasuhan kepada anak, karena minim perhatian dari orang tua. Kebanyakan orang tua yang sibuk kerja hanya memberikan uang agar anak – anaknya merasa bahagia.
Belum lagi ketika nenek atau kakek yang mengasuhnya memberikan kasih sayang yang berlebih kepada cucunya di banding kepada anaknya sendiri, ini juga akan membuat anak kurang dewasa dan semakin merasa kecewa kepada orang tuanya yang tidak memperhatikan mereka.
Akhirnya luka pengasuhan ini membentuk karakter anak yang tidak dewasa dan selalu meminta perhatian dengan melakukan hal – hal yang tidak menyenangkan demi mendapat perhatian, seperti kenakalan remaja.
Sebenarnya dalam Islam boleh memberikan pengasuhan penuh melalui jalur keluarga karena alasan yang diperbolehkan oleh Allah seperti orang tua tidak mampu mengasuhnya karena sakit, stres atau gila dan cacat secara fisik.
Kondisi seperti itu memaksa mereka untuk memberikan pengasuhan penuh anak-anaknya kepada orang tua. Akan tetapi jika tidak ada kondisi darurat seperti itu pengasuhan tetap kepada orang tua. Jika orang tua bekerja, maka boleh meminta tolong orang tua membantu mengasuh akan tetapi tidak sepenuhnya.
Tentunya pengasuhan pun butuh ilmu dalam mendidik anak. Baik orang tua maupun nenek dan kakek yang mengasuhnya semuanya harus memahami cara yang benar dalam mendidik anak-anaknya.
Sehingga walaupun orang tua tidak mampu mengasuh penuh, tidak akan menyebabkan luka pengasuhan yang tak kunjung usai bagi anak-anaknya. Sehingga mereka tidak mencari perhatian diluar dengan membuat masalah baik dilingkungan masyarakat atau dilingkungan sekolah.
Untuk itu perlu bagi orang tua baik yang muda atau pun yang sudah tua untuk memahami bagaimana cara mendidik anak yang benar sesuai dengan Syariat Allah sesuai dengan Al qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.
Oleh karena itu, butuh ilmu yang sangat banyak bagi orang tua atau pun calon orang tua, agar tidak menimbulkan luka pengasuhan yang tak kunjung usai kepada anak.
Mencari ilmu menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orang tua untuk mendidik anak-anaknya dan membina bahtera keluarga agar menjadi sakinah mawadah warahmah.
Wallahu a’lam bishawab.***
[Yanti Irma]